Tuesday, October 28, 2014

TEMPERATURE TRANSMITTER



         Temperature Transmitter adalah suatu piranti yang digunakan untuk mengirimkan sinyal yang diterima dari hasil sensing kemudian diteruskan ke Temperature control maupun Temperature Indicator, tergantung bagaimana peran Temperature Transmitter tersebut. Untuk mengetahui jumlah sinyal yang akan di kirim, Temperature Transmitter membutuhkan sensor panas, baik itu menggunakan RTD, Thermocouple maupun sensor panas lainnya.
            Tapi, kali ini kami akan membahas tentang Temperature Transmitter yang sensornya menggunakan RTD. Seperti pada pembahasan sebelumnya, RTD mengubah energi panas menjadi nilai tahanan. Adapun rangkaian Temperature Transmitter menggunakan RTD adalah sebagai berikut.

            Temperature transmitter bekerja dengan mengubah energi panas menjadi tahanan untuk mengatur nilai sinyal output yang akan diterima oleh receiver. Sinyal output temperature transmitter dapat berupa arus 4 mA untuk nilai minimum dan 20 mA untuk nilai maksimum.
            Adapun daftar nilai konversi RTD (ohm) ke mA adalah sebagai berikut.
Tabel Temperature Transmitter Range 0-120 ºF
NO.
Persentase (%)
Temperature (ºF)
Nilai Tahanan RTD (ohm)
Nilai Arus (mA)
1
0
0
93.03
4.00
2
25%
30
99.57
8.00
3
50%
60
106.06
12.00
4
75%
90
112.53
16.00
5
100%
120
118.97
20.00

Tabel Temperature Transmitter Range 0-400 ºF
NO.
Persentase (%)
Temperature (ºF)
Nilai Tahanan RTD (ohm)
Nilai Arus (mA)
1
0
0
93.03
4.00
2
25%
100
114.68
8.00
3
50%
200
135.97
12.00
4
75%
300
156.90
16.00
5
100%
400
177.47
20.00

           





Adapun penerapan Temperature Transmitter dengan P&ID adalah sebagai berikut.


Pada gambar di atas Temperatur Transmitter (TT) berfungsi sebagai pemberi instruksi agar komponen pengikutnya dapat bekerja. Temperatur transmitter memberikan instruksi berupa sinyal elektrik kepada Temperature Indicator (TI) dan Temperature Indicator Control (TIC). Temperature Indicator (TI) berfungsi untuk menampilkan besaran suhu bahan kimia yang ada pada tangki atau titik pengukuran. Sedangkan, Temperature Indicator Control (TIC) berfungsi untuk mengatur pembukaan dari Temperature Control Valve (TCV), apabila suhu isi dari tangki melebihi batas suhu yang telah ditentukan, maka Temperature Control Valve akan menutup sehingga suhu burner akan mengecil maupun sebaliknya apabila suhu dari isi tangki mencapai suhu minimum, maka Temperatur Indicator Control (TIC) akan memerintahkan Temperature Control Valve untuk membuka sehingga api dari burner suhunya naik karena bahan bakarnya bertambah juga.
Akan tetapi, karena Temperature Indicator Control (TIC) membutuhkan sinyal elektrik sedang Temperature Control Valve (TCV) menggunakan sinyal Pneumatik untuk mengatur bukaan valvenya, maka digunakan alat Current to Pneumatik (I/P) yang berfungsi untuk mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal pneumatik maupun sebaliknya mengubah sinyal pneumatik menjadi sinyal elektrik.

2 comments:

  1. Terimkasih sharingnya.
    Lagi ingin terjun ke dunia baru (Instrumentasi)

    ReplyDelete
  2. untuk tabelnya bisa dijabarkan gak atau dijelaskan, biar bisa mengerti hehe. Thank you

    ReplyDelete