Saturday, October 18, 2014

Senja Membenciku

Aku berpikir melihat senja adalah cara terbaik untuk melupakan semua masalah yang ada. Aku ingin melupakan tentang semua kejadian saat aku mengungkapkan perasaanku kepada elha. Andai aku tahu resikonya seperti ini aku tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi. Ternyata di hatinya sudah ada seseorang yang mungkin jauh lebih baik dariku. Betapa hancurnya hati ini melihat status fbnya bahwa dia masih berharap kepada seseorang dan itu bukan aku. 

Jam 16.35, aku terbangun dari tidur siangku. Dengan refleks aku segera mengambil helm dan kunci motor untuk segera pergi ke pelabuhan terdekat di kampungku untuk melihat senja. Tanpa berpikir untuk cuci muka aku berangkat.

Motor ini ku jalankan  dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam. Tapi, dengan tiba-tiba aku melambatkan motor, ku melihat wanita yang tak asing lagi untukku. Dia adalah Selvi, wanita yang membuatku mengenal rokok, membuatku termenung setiap tidak ada kesibukanku, wanita yang pertama kali menduakanku. 

Melihat muka cantik itu, aku pelankan motor ini dan sejenak merenungi betapa bodohnya aku telah mengenalnya. Betapa bodohnya aku larut dengan suaranya yang lembut, percaya dengan semua kebohongannya dan selalu mengemis perhatiannya disaat dia cuek. Bodohnya aku. Tapi, meskipun sifatnya yang begitu aku tetap menyayanginya, aku selalu mendoakan agar dia tidak terjebak dalam kegelapan. Amin. 

Selama di perjalanan, aku terus merenungi dua nama itu ela dan selvi, sesekali aku berbicara sendiri. 

Akhirnya aku sampai di pelbuhan itu, begitu banyak orang-orang yang berkunjung, mulai dari remaja bahkan sampai suami istri mereka datang menikmati senja di pinggir laut siwa. Tidak lupa ku melihat jam di hp ku, sudah menunjuk pukul 17:05. Ku simpan kembali hp itu kemudian melihat ombak yang saling berkejaran menuju ke pinggir, mereka kelihatan sangat takut berada ditengah laut yang sunyi.

Angin berhembus mengenai semua tubuh ini, membuat pikiran terasa ringan. Ku mengambil sebatang rokok yang selalu aku hisap jika masalah menimpa beberapa hari ini. Ku bakar ujungnya, ku hisapnya sambil melihat senja di ufuk barat. Sejenak ku termenung kembali, ku mengingat tentang ela. Kenapa harus mengingatnya lagi, aku pikir dengan melihat senja aku dapat melupakannya, namun aku semakin larut dengan masalah ini. Andai dia tahu aku hanya ingin menjaganya, memberikan perhatian padanya. Tapu, dia menolakku, dia menganggap aku ini penjahat hati, sedang hanya aku yang selalu d sakiti oleh wanita.

Ternyata senja juga tidak menginginkanku. Senja juga membenku, senja ingin aku terus memikirkan wanita yang mempunyai pendirian tinggi itu. 
Buat kamu ela, aku hanya ingin kamu tahu bahw aku cinta padamu, aku tak ingin memilikimu. Semoga kamu bisa bersama dengan dia yang sudah kau cinta. Amin.

No comments:

Post a Comment